Ayah, ibu, dan anak-anak memiliki kegiatan yang berbeda-beda. Masing-masing menjalani hari dengan berbeda. Kesamaannya: semua memerlukan bahan bakar untuk menjalani hari dengan penuh dan semangat. Tak perlu susah, kunci untuk mendapatkannya adalah dengan sarapan. Mengapa?
Pada malam hari, ketika kita tertidur, tubuh masih melakukan fungsi-fungsi utamanya. Tubuh butuh energi untuk paru-paru, jantung, otot-otot tubuh, otak, dan lainnya untuk terus bekerja. “Energi yang ada di dalam tubuh terpakai, sehingga di pagi hari, kita butuh tambahan asupan makanan untuk bisa tetap berenergi,” jelas Dr. Alexander Halim Santoso, pada acara Smart Start dan Smart Mom bersama Nestle Koko Krunch, di Fx, Senayan, Jakarta, Rabu (22/7). Sebenarnya, apa sajakah yang membuat sarapan menjadi makanan terpenting dalam sehari?
Membangunkan seluruh tubuh, termasuk otak
Entah Anda masih mengantuk karena kurang tidur, atau penuh energi di pagi hari, sarapan dengan menu penuh nutrisi akan memberi otak Anda sebuah kondisi “siap untuk mulai berpikir”. Sebuah studi yang dilakukan di Tufts University, Amerika, menemukan bahwa anak-anak yang sarapan di pagi hari memiliki kemampuan berpikir lebih baik ketimbang yang tidak. Kemampuan ini dalam lingkup perhatian, aritmatika, menyelesaikan masalah, dan pembelajaran logika. Tak hanya di usia sekolah, kemampuan ini juga diperlukan di suasana kerja. Sarapan yang sehat juga bisa meningkatkan kekuatan otot memori. Dalam studi yang sama, ditemukan pula peningkatan dalam spasial dan memori jangka pendek.
Sangat kaya manfaat untuk kesehatan, di antaranya:
1. Menurunkan kolesterol jahat (LDL) pada tubuh. Kolesterol jahat terlalu banyak dalam tubuh bisa menyumbat arteri, yang bisa berujung pada risiko penyakit jantung dan stroke. Studi yang tercatat di American Jounal of Clinical Nutrition menemukan bahwa, wanita yang makan sarapan secara signifikan angka LDL-nya turun. Namun, perlu diperhatikan pula untuk tidak sarapan dengan menu yang tak baik untuk kesehatan, seperti gorengan atau donat.
2. Para peneliti di University of Minnesota menemukan, bahwa anak-anak yang melewatkan sarapan cenderung memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih besar ketimbang anak-anak yang tidak sarapan rutin setiap hari. Dipercaya, anak-anak yang tidak makan sarapan, seringkali merasa lapar di jam istirahat, sehingga mereka cenderung makan dengan cepat dan berlebihan. Anak-anak lebih memilih makanan yang cepat, enak, dan manis. Alhasil kelebihan makanan ini tersimpan menjadi lemak dalam tubuhnya. Orang dewasa yang bekerja pun sering merasa seperti ini. Sebelum makan siang malah ngemil karena merasa lapar dan tidak bisa berpikir.
3. Pagi adalah waktu yang krusial untuk kesehatan jantung. Kebanyakan serangan jantung terjadi di pagi hari, antara pukul 07.00 hingga siang hari. Kemungkinan karena sel-sel darah berada dalam kondisi terkental pada jam-jam tersebut. Di malam hari kita tertidur selama 6-10 jam. Setelah berpuasa selama itu, dan kita melewatkan sarapan, maka aktivitas sel darah tadi bisa meningkat dan menjurus ke serangan jantung. Meski Anda belum terbiasa untuk sarapan, mulailah menyiapkan waktu lebih pagi untuk sarapan. Menyiapkan waktu di pagi hari untuk sarapan lebih baik ketimbang harus menghadapi kemungkinan terkena serangan jantung.
Menurunkan berat badan
Melewatkan sarapan bisa menjadi kurang produktif ketika sedang berusaha menurunkan berat tubuh. Mereka yang sarapan sebelum mulai beraktivitas cenderung memiliki tubuh yang lebih langsing ketimbang yang tidak. Mengonsumsi sarapan yang sehat dan cukup juga mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, diabetes, polip, dan kanker kolon. Apalagi jika Anda mengkonsumsi beragam buah-buahan, susu non-fat, dan karbohidrat kompleks yang bisa menahan rasa lapar lebih lama, setidaknya hingga makan siang. Kandungan vitamin dan mineralnya juga baik untuk tubuh.
Melawan depresi
Sebuah studi yang membandingkan suatu sekolah dengan anak-anak yang sarapan dan tidak, ditemukan bahwa anak yang sarapan memiliki sifat lebih tenang. Mereka yang tidak sarapan memiliki kecenderungan untuk depresi, kekhawatiran berlebih, dan hiperaktif. Jadi, sarapan tak hanya baik untuk kesehatan tubuh, tetapi juga untuk kesehatan mental dan pikiran.
Sayangnya, kehidupan yang terlalu cepat dan menuntut waktu membuat kita cenderung melupakan sarapan. Anda tak sendiri, banyak sekali orang yang melewatkan sarapan. Saat sarapan pun, menunya kurang diperhatikan. Alasannya? Bisa jadi karena mereka tak memiliki waktu sama sekali untuk menyiapkannya di pagi hari. Padahal, Anda selalu bisa menyiapkan sarapan di malam hari, lalu dihangatkan di pagi hari. Menu yang baik untuk sarapan, menurut Dr. Alexander Halim Santoso, adalah yang mengandung 6 jenis zat gizi sehat dan seimbang yang diperlukan tubuh:
*Sumber energi: karbohidrat (karbohidrat kompleks yang juga berarti serat), protein, dan lemak
*Zat pengatur: vitamin dan mineral
*Air
Disarankan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks di pagi hari. Karbohidrat kompleks adalah karbohidrat (penyedia energi dalam tubuh) yang proses pemecahannya dalam tubuh berlangsung lebih lama. Karbohidrat kompleks ini membuat kita kenyang lebih lama. Berbeda dengan gula yang pecahnya lebih cepat dan membuat kita lapar lebih cepat. Karbohidrat kompleks bisa didapatkan dari gandum utuh.
Gandum utuh (whole grain) terdiri dari tiga lapisan, yakni bran (pada beras biasa disebut bekatul), endosperm, dan germ. Masing-masing bagian tersebut memiliki kandungan yang baik untuk tubuh, seperti serat, vitamin B, mineral, protein, dan karbohidrat. Gandum utuh bisa ditemukan pada sereal, misalnya sereal keluaran produk Nestle. Sereal bisa dijadikan sarapan alternatif. Selain instan, tidak repot, enak, dan sehat.
Gandum utuh berbeda dengan gandum yang biasa yang berarti tepung, karena tidak memiliki lapisan-lapisan krusialnya. Zat tepung ini hanya memberikan energi, namun juga cepat hilang. Bahan ini biasa ditemukan dalam nasi, roti, pasta, dan kentang.
Sumber:Kompas.com
Apa Pun Kegiatannya, yang Penting Sarapannya!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments: (+add yours?)
Posting Komentar