“Ayo dihabiskan susunya”, wejangan ini adalah nasihat paling sering yang diturunkan dari generasi ke generasi. Sebagian besar dari kita menelan bulat-bulat saran itu karena menyakini manfaatnya.
Seiring berjalannya waktu dengan jumlah penelitian yang dilakukan, kita juga mengetahui bahwa susu sapi memang kaya akan kalsium dan vitamin D. Inilah yang kemudian diklaim sebagai nutrisi yang diperlukan tubuh. Namun, dengan jumlah penelitian mengenai susu yang terus meningkat, ternyata banyak peneliti yang tidak mengamini klaim tersebut secara utuh.
Sebab, ternyata mengonsumsi susu dalam jangka waktu lama bisa menimbulkan risiko kesehatan baru. Salah satu yang paling mudah dilihat sebagai alasan para peneliti menyimpulkan hal tersebut adalah pola ternak sapi yang berubah untuk tujuan komersial.
Secara umum, susu sapi terdiri atas air, lemak, protein, laktosa, mineral, vitamin, dan enzim-enzim. Komposisi ini akan berubah ketika pola konsumsi sapi berubah yang kemudian memengaruhi siklus pemerahan susu dan susu yang dihasilkan. Atas nama memperoleh untung besar, tidak sedikit produsen susu yang menyederhanakan proses tersebut. Alhasil, komponen susu pun berubah secara keseluruhan.
Belum lagi ketika sapi-sapi diberi hormon tambahan agar produksi susunya lebih banyak, ini akan menambah panjang daftar struktur susu yang berubah drastis. Apa ini artinya kita harus beralih ke susu organik?
Dua ahli biologi molekular University of California, Jean Lee dan Randy Wei, menyarankan agar kita mengonsumsi susu organik. Sebab, mulai dari makanan dan proses pemerahan susu dibiarkan berlangsung secara alami. Selain memilih susu organik, keduanya juga menyarankan agar tidak mengonsumsi susu secara berlebihan. Takaran yang disarankan adalah dua gelas sehari. Susu tidak akan bekerja maksimal jika kita tidak mengimbanginya dengan makanan sehat lainnya. (Preventiononline-Siagian Priska).
Sumber: Kompas.com
Sebaik Apakah Susu bagi Tubuh
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments: (+add yours?)
Posting Komentar