KOMPAS.com - Sudah tidak dapat dipungkiri lagi betapa kotor udara di Jakarta. Terlebih lagi di siang hari. Radikal bebas bisa datang dari mana saja, terlebih lagi ketika aktivitas kita berlangsung di luar ruangan dan membuat kita rentan terkena paparan radikal bebas. Sebagai pengingat, radikal bebas merupakan biang keladi berbagai penyakit, seperti penyakit lever, jantung koroner, katarak, penyakit hati, dan dicurigai ikut berperan pada proses penuaan dini. Apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapinya?
Pada acara konferensi pers 5 Kebaikan Buavita di FX, Senayan, Selasa (5/05), Dr. Budi Haryanto, SKM, MKes, MSc, dari Departemen Kesehatan Lingkungan FKM-UI, menyatakan, bahwa radikal bebas bisa timbul akibat:
• Hasil sampingan dari proses oksidasi.
• Pembakaran sel yang berlangsung pada waktu bernapas, metabolisme sel, olahraga yang berlebihan, peradangan.
• Ketika tubuh terpapar polusi lingkungan seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, bahan pencemar, dan radiasi matahari atau radiasi kosmis.
Sementara data dari Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa kualitas udara yang buruk menjadi penyebab penyakit asma, penyakit pernapasan akut, penyakit jantung koroner, dan kanker paru-paru. Pada kesempatan yang sama dengan Dr. Budi, ahli gizi klinik, dr. Samuel Oetoro, Sp GK. mendukung bahwa masyarakat harus mulai memerhatikan kesehariannya secara lebih peka. “Terkadang kita lupa bahwa solusi berawal dari diri kita sendiri. Kita perlu menjalani pola hidup sehat agar tubuh mampu menangkal radikal bebas yang mengacaukan reaksi kimia yang banyak terjadi di dalam tubuh kita. Salah satu caranya adalah dengan rajin mengonsumsi buah. Apabila tidak sempat makan buah, maka mengonsumsi jus dalam kemasan yang berkualitas bisa menjadi pilihan, dimana berbagai kebaikan alami terutama efek anti oksidan dari buah asli dapat kita nikmati dengan lebih mudah,” jelas dr. Samuel.
Diterangkan oleh dr. Samuel, bahwa untuk mendapatkan efek maksimal, tubuh memerlukan asupan setidaknya 250mg antioksidan, sementara jika terkena polusi, tubuh memerlukan 500mg per hari. Padahal, rata-rata, orang hanya memenuhi 60mg per hari. Untuk bisa memenuhi kebutuhan tubuh ini, dr. Samuel Oetoro menyatakan, diperlukan setidaknya 10 jenis buah per hari untuk dikonsumsi, sementara WHO menyatakan hanya butuh 3 buah per hari. Namun, hal ini tidak mudah dipraktikkan. Jalan keluarnya, menurut dr. Samuel adalah dengan mengkonsumsi jus. Namun, jangan asal minum jus, jus yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain;
1. Terbuat dari buah asli.
2. Cara pembuatan yang baik. Dikemas dalam kemasan steril. Sebaiknya dipanaskan dengan panas 180 derajat selama 1-2 detik dengan teknik UHT. Hal ini perlu untuk menjamin tak banyak vitamin yang terbuang.
3. Kemasannya kedap udara dan kedap sinar.
Jika ingin membuat jus sendiri pun perlu diperhatikan, bahwa vitamin yang terbaik dalam buah justru banyak terdapat pada kulit, khususnya untuk buah-buahan yang kulitnya bisa dimakan, misalnya, apel dan anggur. Jangan biarkan jus disimpan, habiskan segera untuk memastikan vitaminnya tidak terbuang karena teroksidasi udara, begitu pula ketika minum jus kemasan, habiskan segera setelah dibuka.
Pilih Buah atau Jus
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments: (+add yours?)
Posting Komentar